Jumat, 27 Januari 2017

Andai Aku Tidak Pernah Seburuk Itu

Sebenarnya ini adalah sebuah kisah yang terlalu sedih untuk diceritakan, dimana aku melihat dan merasakan bagaimana buruknya diriku sendiri dari melihat dan merasakan keburukan orang lain.

Malam ini, seperti biasanya, hawa udara di kota Medan yang panas dan pengap membuat cerahnya langit penuh bintang menjadi hal yang tidak menarik lagi. Malam ini, aku melihat begitu banyak hal yang buruk. Keegoisan, ketergantungan, dan ketidakpercayaan, tiga hal yang telah kusaksikan yang membuatku ingin muntah.

Namun, sembari aku berusaha menoleh hal-hal buruk itu, aku justru malah merenungi hal-hal yang telah kulakukan. Aku berpikir bagaimana jika selama ini aku pun telah turut melakukan hal-hal tersebut secara tidak sadar, dan hal-hal tersebutlah yang membuatku kehilangan kebahagiaan dalam hidupku.

"Mungkin aku ngga sesalah itu, mungkin aku memang benar dan dia yang salah.". Itu hal pertama yang muncul dalam benakku saat perasaan bersalah dan penyesalan mulai tumbuh di hati, dan masih tanpa aku sadari, baru saja aku melakukan hal buruk yang pertama; keegoisan.

"Ya, aku ngga salah. Dia yang berubah, ngga pernah ada lagi buat aku. Boro-boro ngechat duluan, bales sms aja lama banget. Apa dia ngga tau hidupku kacau tanpa dia? Aku kan lagi saat itu memang lagi butuh dia, masa dia ngga bisa ngertiin aku?" Itu pembelaanku yang kedua, dan justru aku malah melakukan hal buruk lainnya; ketergantungan.

"Tetap aja aku ngga salah. Orang dia disana memang lagi senang-senang sama yang lain kok, sedangkan aku disini lagi melarat sendirian mikirin dia." Ya, aku menyesal masih mau membela diri. Hal buruk yang ketiga pun akhirnya kulakukan; ketidakpercayaan.

Andai aja aku selalu berpikir kalau memang aku yang salah, dan secepatnya aku langsung meminta maaf, karena aku tau setidaknya hal sekecil itu bisa membuat dia senang. Andai aja aku bisa memiliki kehidupanku sendiri selain dia, sehingga aku juga bisa sadar dan membiarkannya memiliki kehidupan yang lain selain aku, karena sebenarnya hal tersebutlah yang dia inginkan dan dia telah lakukan bahkan jauh sebelum bertemu denganku. Andai aja aku percaya kalau memang tidak ada yang lain selain aku yang dia sayang, siapapun yang sedang bersama dia, ya mereka cuma teman, ngga akan pernah bisa lebih dari itu.

Andai aja semua itu aku lakukan, mungkin malam ini dia akan bersama-sama denganku, menemaniku di rumah sakit ini.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar