Jumat, 27 Januari 2017

5:46

Bagaimana jika suatu hari nanti, disaat akhirnya semua yang sedang kupersiapkan pun selesai, namun kamu sudah memberikan hatimu ke yang lain?

Mungkin saat itulah aku menemukan kehancuranku sendiri.

Kau ngga perlu sama sekali menyuruhku untuk berhenti, karena aku pasti berhenti. Berhenti berharap, berhenti bercinta, berhenti mencari kebahagiaan, berhenti bernapas.

Karena hal tersebut sangat mungkin; kau saat ini sedang mencoba peruntunganmu dengan yang lain.

Bagaimana jika kau dan dia telah berjalan terlalu jauh?

Apa yang bisa kulakukan selain menangis seperti anak bayi yang kehilangan ibunya? Merasa kecil di dunia yang besar, ngga berani beranjak kemana pun, karena dia tau apa yang dia lakukan ngga ada gunanya?

Semalam aku bermimpi tentang mu, itu karena seharian penuh aku habiskan untuk memikirkan keadaanmu sekarang.

Dalam mimpiku, kamu mengatakan sesuatu untuk seseorang yang masih kau rahasiakan tentang petunjuk perasaanmu ke dia, seperti yang dulu kau pernah lakukan ke aku saat aku mendekatimu awal-awal dulu. Yang jelas dia bukan aku. Ya, aku yakin itu.

Inikah yang namanya pupus? Inikah yang namanya ketidakbergunaan?

Aku tau itu cuma mimpi. Tapi siapakah yang memberikannya kepadaku?

Rasa kecewa? Penyesalan?

Melihatmu ngga menjadi dirimu sendiri demi mereka membuatku sulit untuk bernafas. Itulah alasanku selama ini ngga mau begitu mengamati setiap kegiatanmu, namun rasa penasaranku pagi ini ngga mampu kubendung.

Aku melihatmu. Dan, setelah butuh upaya lama demi menghilangkan perasaan ini, akhirnya aku kembali menemukan frustasiku di dalam hidup.

Sisi manis yang masih bersisa dari penggalan kisah yang selama ini kita jalin masih menyiksaku, dan memang ngga pernah aku biarkan pergi.

Doaku pagi ini, semoga aku kuat meloncat dari satu tingkat kefrutasian menunju tingkat kefrustasian lainnya.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar