Kamis, 02 April 2015

Sebaiknya Tulisan Ini Tidak Kuberi Judul

Aku tadi lihat-lihat draft. Banyak banget tulisan yang terlantar karena belum sempat kurevisi sebelum kuterbitkan. Tapi dari sekian banyak tulisan, perhatianku ntah kenapa tertuju pada yang satu ini. Tulisan ini kutulis di suatu pagi tanpa matahari di kota Bogor. Aku aja ngga nyangka aku pernah merasakan perasaan ini. "Pernah" ya, bukan "masih". Tolong jangan salah paham. Aku yakin seseorang yang disana tau kenapa aku menuliskan ini saat itu. Hehe. Tujuanku nerbitin ini cuma karena menurutku kata-kataku bagus, ngga ada maksud lain. Memang kalau lagi galau, inspirasi itu mengalir deras. Yauda, intronya segitu aja. Selamat membaca.


Kau telah mendapatkan semua yang kuharapkan bisa kulakukan, sedangkan aku hanya mendapat luka kecil ini, namun tak ada satu pun orang yang setuju. Mereka selalu mengira kalau aku layak mendapatkannya. Apa yang telah kau lakukan seolah-olah adalah hal yang terbaik yang harus kau lakukan terhadapku. Namun, jika ada suatu hal nyata kecil yang kau akan pilih untuk percayai, tolong jangan hilangkan kepercayaanmu terhadapku.

Tuhan, aku tidak tahu kenapa aku merasa seperti telah bertukar tempat dengan hantu di dalamku. Aku tidak tahu kenapa, tetapi dia mulai membuatku sakit. Jika ada satu hal nyata kecil yang aku dapat pilih untuk percayai, pastilah itu sebuah harapan untuk dapat menghiraukan semua kepedihan ini.

Kau akan berada di kotamu, dan kita tak memiliki status apapun, dan semua laki-laki akan memimpikanmu. Jika kau pikir ini hanyalah persoalan sepele, kau benar-benar salah.

Aku kira ini saat yang tepat untuk melihat senyumanmu. Biarkan aku melihatnya, sebelum aku tenggelam dalam lautan hitam ini. Lautan yang bukan hanya membuatku tidak bisa bernapas, namun juga tidak bisa melihat. Aku berharap tanganmu meraihku, memegangku kuat, dan mengangkatku. Tolong, kali ini aku tak ingin ada getaran, ini tentang nyawa. Jangan ketawa, cinta itu nyawa.

Kini, aku tau kau seolah-olah yang mendapatkan luka itu dimana seharusnya hatimu memang merasakannya. Tapi maaf, aku tak pernah ingin membuatmu sakit. Tak masalah jika aku sendiri yang berjuang.

Apa yang kau rasakan saat ini ntah kenapa menjadi hal yang selalu berputar-putar dalam otakku, tapi aku bisa menceritakan kepadamu kapan aku mampu melewati semua itu. Ini bukan yang pertama, ingat? Rubah ucapanku, dan aku akan memberikannya kepadamu, sekalipun aku tak akan bicara lagi.

Tapi jika hatimu itu benar, maka aku akan bersama-sama denganmu, karena itu kau yang aku cinta. Cuma kau yang aku cinta, dan kita berdua sama-sama tahu kalau aku mencintaimu jauh lebih dari kau mencintaiku.


Catatan : Tulisan ini kukembangkan dari lagu You're Deadly Wrong oleh Mayday Parade.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar