Jumat, 11 Juli 2014

Karena Kau adalah Anugerah

Satu jam lebih kita menghabiskan waktu di kereta ini dalam perjalanan pulang setelah seharian menemani fajar menerangi pertiwi. Kau terlihat sangat lelah. Rambut lepekmu yang mengatakannya kepadaku. Kau pun tetidur di bahuku dengan indahnya. Nafasmu, begitu teratur, aku mampu merasakannya dengan jelas, hingga jantungku saja mengalah untuk menyatukan irama di dalam kita. Perlahan namun pasti, ku gerakkan tangan gemetar ini merangkul tubuh lelahmu. Kau bergerak, aku takut kau terbangun karenaku. Namun aku lega, ternyata kau semakin menenggelamkan dirimu didalam peluk ini.

Kau indah, sangat indah. Semua yang dijalani dan semua yang terlewatkan, apapun itu, tak kunjung membuatku jemu berhadapan denganmu. Kau tahu kenapa? Itu karena kau adalah kau, tak pernah berubah sejak kita jumpa. Kau masih orang yang manja, keras kepala, mudah merengek, tapi aku menyukainya. Aku suka menjadi diriku yang berusaha meladeni kemanjaanmu itu, meluluhkan keras kepalamu, dan meredakan seluruh rengekanmu, meski tentu saja itu sangat sulit bagiku. Tetapi ternyata, itulah yang membuatku tidak pernah bosan menyayangimu. Kau terlalu berharga untuk orang sesederhana aku. Mungkin orang lain akan tertawa jika mengetahui ini, tapi sungguh itu benar.

Ada satu kalimat yang pernah kau ucapkan, “aku harap kamu tidak akan pernah kehilangan apapun hanya karena kau terlalu percaya pada perasaanmu.” Kau mengucapkannya dengan nada tertawa pada saat itu, tapi itu sangat berarti dalam bagiku. Mungkin makna konkritnya masih mengambang dalam benak ku, benak kita, tapi terkadang hal yang abstrak itu lebih lembut untuk dirasakan, lebih halus untuk digenggam. Aku menikmatinya.

Kini kereta pun telah tiba di stasiun dan kau masih saja terlelap. Kulihat langkah cepat mereka yang tak mempedulikan kita meninggalkan kita begitu saja. Aku terganggu dengan itu semua, tapi kau tidak. Kau terlalu menikmatinya. Dan itu membuatku menjadi mampu untuk menikmati itu semua juga.

Lampu pun telah mati, kehangatan telah pergi, tapi aku merasa bahagia, dan itu karenamu.
Share:

3 komentar:

  1. bagus. sederhana, tp bagus.

    BalasHapus
  2. Jalan jalan dong ke blogku mas...

    BalasHapus
  3. Bagus nih buat dijadiin novel cinta kalo diterusin..
    Mampir dan komen di blog gue juga yaa...
    ini kunjungan modus gue yang pertama \^^/

    BalasHapus