Selasa, 27 Desember 2016

Pulang

Jika kelak ternyata kau tidak menemukan jiwa disana, itu adalah alasan yang bagus bagimu untuk kembali ke rumah. Langit kota yang penuh dengan hiruk-pikuk ini tak pernah berhenti mencoba mengajak kau untuk pulang. Dia mencoba meneriakkan namamu, namun di tempatmu disana ternyata terlalu berisik hingga kau tak mampu mendengarnya.

Kenapa kau begitu nyaman dalam berpura-pura? Apa benar kau bahagia? Apakah kau tidak lelah berjalan di gang sempit itu, bersenggolan dengan mereka yang bahkan tidak benar-benar mengenalmu, tapi berpura-pura peduli hanya untuk sesuatu yang semu?

Bandingkan aku dengan mereka, jelas aku bukan siapa-siapa. Aku hanya memiliki satu hal, sedangkan mereka memiliki hampir segala hal. Namun, sadarkah kau satu hal yang kumiliki adalah satu-satunya hal yang mereka tidak miliki? Aku yakin cuma aku yang mau untuk tetap mau bertahan dan berjuang demi kau, bahkan sekalipun aku sudah tau segala hal yang orang lain tidak mau ketahui tentangmu. Apa kau yakin mereka yang saat ini bisa membuatmu nyaman hingga membuatku tersingkir dari hatimu, saat mengetahui hal itu, masih tetap mau bertahan dan berjuang? Mampukah mereka?

Percayalah, aku tau, sebenarnya, satu hal itulah yang kau paling butuhkan, hanya saja saat ini kau belum menyadarinya. Aku sudah menguji cintaku sendiri, dan sejauh ini belum ada satu hal pun yang mampu melunturkannya.

Jika kelak kau ingin pulang, aku ada disini, di loteng ini, terus memandangi langit yang diawal tadi kuceritakan. Di tempat ini sejarah akan kembali terulang, dimana aku akan mendapatkan hatimu sekali lagi, dan tidak akan pernah membiarkannya pergi. Di tempat ini, kita akan saling memandang dengan sangat dekat lagi, hingga aku mampu merasakan napasmu menari di bibirku, dan hatimu menderu di jiwaku.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar