Terkadang aku berpikir apa lagi yang bisa membuatku bahagia lagi setelah patah hati terhebat yang baru saja aku alami. Apa benar aku akan tetap seperti ini? Apa benar ini yang akan aku hadapi sepanjang hidupku, menjalani hari dengan hati penuh kekecewaan karena merasa menjadi pencilan di dunia yang penuh dengan cinta yang indah?
Pertanyaan yang berat kan? Iya. Tapi ntah kenapa, dia mampu menjawabnya dengan sangat mudah dengan senyum sederhana diwajah letihnya.
"Tidak.", itu yang dia katakan secara tersirat.
Saat dia cemberut, aku cuma bisa mengaggumi titik hitam kecil di wajahnya yang ntah kenapa tetap terlihat manis. Saat dia tersenyum, yang kukagumi adalah gerak pipi dan hidungnya yang ntah kenapa semakin terlihat anggun.
Apa ini? Terlalu dini untuk dunia simpulkan. Tapi bak waktu menyeret bumi untuk dapat berputar, biarlah waktu itu juga menyeret kedua hati kami untuk dapat mendekat.
0 komentar:
Posting Komentar